Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya :
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
2.
Tanda Koma
(,)
a.
Tanda
koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli kertas, pena,
dan tinta.
Surat biasa, surat kilat,
ataupun surat khusus memerlukan perangko.
b.
Tanda
koma dipakai untuk memisahklan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi
atau melainkan.
Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c.
Tanda
koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak
akan datang.
d.
Tanda
koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya :
Arman, S.Pd.
3.
Tanda Titik
Koma (;)
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya :
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai.
4.
Tanda
Titik Dua (:)
a.
Tanda
titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Kita sekarang memerlukan
perabot rumah tangga : kursi, meja, dan lemari.
b.
tanda
titik tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
5.
Tanda Hubung
( - )
a.
Tanda
hubung dipakai untuk menyambungkan suku-suku dasar yang terpisah oleh
pergantian baris
Misalnya :
|
b.
Tanda
hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya
:
Anak-anak
Berulang-ulang
6.
Tanda
Pisah (—)
a.
Tanda
pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya
:
Kemerdekaan
bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b.
Tanda
pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’.
Misalnya
:
1910—1245
Tanggal
12—23 Agustus 2011
Catatan
:
Dalam
pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
sebelum dan sesudahnya.
7.
Tanda
Ellipsis (...)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus.
Misalnya ;
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
8.
Tanda
Tanya
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
Kapan ia berangkat?
Bagaimanakah penggunaan mesin itu?
9.
Tanda
Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidak percayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Merdeka!
10. Tanda Kurung ( (..) )
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Misalnya :
Bagian Perencanaan sudah selasai menyusun DIK
(Daftar Isian Nilai) kantor itu.
11. Tanda Siku ( [...] )
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya[lihat
halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan disini.
12. Tanda Petik (“...”)
a.
Tanda
petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan
dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya
:
Pasal 36
UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”.
“Saya
belum siap”, kata Mira.
b.
Tanda
petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya
:
Karangan
Andi hakim Nasution yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” di terbitkan
dalam Tempo.
c.
Tanda
baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya
:
Karena
warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
13. Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ )
a.
Tanda
petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya
:
Tanya
Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
14. Tanda Garis Miring
a.
Tanda
garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya
:
No.7/PK/2011
Jalan
Keramat II/10
Tahun
anggran 2011/2012
b.
Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,
atau, atau tiap.
Misalnya
:
Harganya
Rp 150,00/lembar
Mahasiswa/i
15. Tanda penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian
kata atau bagian tahun.
Misalnya :
Ali ‘kan kusurati (‘kan = akan)
11 Januari ’99 (’99 = 1999)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar