Pidato Panitia Reuni SMP
Mengenang
Jasa Tak Terbalas
Yang kami hormati orang tua saya, Kepala
Sekolah SMPN 2 waemputtang
Yang kami hormati mantan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Guru, serta Rekan-rekan alumnus yang saya cintai.
Yang kami hormati mantan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Guru, serta Rekan-rekan alumnus yang saya cintai.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pertama marilah kita bersama-sama
bersyukur ke hadirat Allah dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, atas berkah
dan rahmat-Nya, sehingga pada hari yang berbahagia ini bisa bersama-sama
mengadakan silaturahmi seluruh alumnus angkatan ke 17 SMPN 2 waemputtang, dalam
rangka mempererat ikatan persaudaraan yang pernah ada.
Hadirin, rekan-rekan yang berbahgia,
Telah lama kita tak jumpa. Ibarat
berjalan, telah lama kita haus. Namun pada hari ini serasa terbayar sudah rasa
haus ini. Bagai meminum air dingin yang segar, bahagia sekali kami bisa bertemu
kembali. Bahkan di tengah-tengah kita bapak dan ibu guru kita yang dahulu
mengasuh dan membesarkan kita, masih sempat bertemu dan berkumpul kembali.
Beliau-beliau tampaknya masih utuh semangatnya, seperti yang dulu juga. Masih
tetap mau mendampingi kita seperti saat sekarang ini.
Rekan-rekan yang sama berbahagia,
Apakah teman-teman semua masih ingat,
saat hari dimana kita masih mengenakan pakaian biru-putih? Masih ingat? Tentu.!
Merupakan masa dimana karakter kita sebagai remaja mulai terpengaruh dengan
hal-hal yang dapat merusak masa depan kita. Tapi, alhamdulillah pada hari ini
kita semua terbebas dari hal itu. Teman-teman yang berada disini tentulah
merasa beruntung dengan hal itu. Apakah teman-teman sadar siapa yang membimbing
kita melewati hal itu? (diam sejenak)
tentulah orang tua tapi kalau di lingkungan keluarga. Kalau di lingkungan
pendidikan siapa yang membimbing? Guru, Karena tidak mungkin orang tua kita
yang petani yang akan mengajarkan kita ilmu Aljabar, ilmu bahasa. (tega i eva? Lokkai maggolo) apa mau
gunakan bahasa yang seperti itu. Sekarang kita menuju suatu kesuksesan atau
bahkan dari sekian yang hadir disini telah ada sosok-sosok orang sukses seperti
anas, arul,dll. Dalam kesuksesan yang teman-teman raih apakah ada seorang guru
yang mengatakan “anas beri saya uangmu sekian karena saya telah mengajari kamu
bahasa Indonesia yang disempurnakan sehingga kamu menjadi seperti sekarang
ini!” tidak. Bahkan sebagaian mantan siswanya kita bahkan jarang menegur sapa
kala kita bertemu.(tidak jhe disini,disana jhe tapi disini tidak jauh beda)
Apakah mereka menyimpan dendam? Tidak, mereka Cuma mengelus dada dan mengatakan
dalam hati “Tak sia-sia aku mendidiknya, sekarang dia telah belajar menjadi
Orang”. Tapi, kalau bertemu orang tua kandung dijalan, lantas kita tak
menyapanya, maka tendangan penalti mendarat diwajah manis anda. Jadi sungguh
mereka itu memiliki jiwa yang luhur.
Orang tua membimbing kita menjadi manusia yang
memiliki moral tapi guru atau orang tua kita disekolahlah yang ada didepan kita
ini melengkapi apa yang oarng tua kita tak mampu berikan. Sungguh merupakan
karunia yang tak ternilai harganya.
Rekan-rekan yang sama berbahagia,
Betapa cepat usia ini rasanya. Namun
perpisahan terakhir di sekolah kita ini dulu serasa baru saja kemarin. Betapa
tidak, teman-teman telah banyak berubah. Namun ciri khas masing-masing masih
menempel kental di diri kita ini. Itulah sebabnya suasana pagi ini seakan
suasana yang lama, bukan suasana yang baru. Disini kita semua dipertemukan
untuk mengenang moment yang telah berlalu.
Di sekolah kita kenangan manis
tercipta. Lalu kita bawa kenangan itu melalui perjalanan hidup. Namun pagi ini
kenangan itu kembali tercipta, tetap seperti semula. Ceria, suka dan duka terbayang
dengan jelas dalam suasana keluarga yang berbahagia sekarang ini.
Sebagai wakil dari rekan-rekan seangkatan.
Kami menyerukan kita pupuk persaudaraan, kita tingkatkan persatuan dan
janganlah lupa rekan-rekan, tanyalah pada diri sendiri, sumbangan apa yang bisa
kita berikan sekarang ini kepada sekolah kita ini dan utamanya untuk bangsa
yang kita cintai ini.
Rekan-rekan yang saya cintai,
Marilah pertemuan ini kita petik
hikmahnya. Reuni kali ini hendaknya jangan dipergunakan sebagai pelampiasan pelepasan
rindu semata-mata. Namun lebih dari itu marilah kita bersama-sama memikirkan,
sumbangan apa yang bisa kita berikan pada bangsa dan masyarakat ini. Tentu
salah satunya adalah pemikiran untuk ikut serta memberikan sumbangan apa yang
patut kita berikan kepada sekolah kita tercinta ini.
Rekan-rekan semuanya, rasa rindu
belum terobati benar. Saya pun setelah sambutan ini masih harus menjumpai dan
berbagi rasa dengan rekan-rekan yang lain. Untuk itu berbagi waktu dulu.
Sekian sementara sambutan saya, semoga
kita bersua lagi di masa-masa mendatang dalam acara yang lain lagi. Maafkan
bila ada kekurangan dan kesalahan ucap saya yang mungkin melukai hati
teman-teman,
Wabillahi taufik walhidayah,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar