Cari

Minggu, 26 Mei 2013

EYD


Pemakaian Tanda Baca
1.      Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
2.      Tanda Koma (,)
a.       Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
b.      Tanda koma dipakai untuk memisahklan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c.       Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
d.      Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya :
Arman, S.Pd.
3.      Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya :
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai.
4.      Tanda Titik Dua (:)
a.       Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya :
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi, meja, dan lemari.
b.      tanda titik tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
5.      Tanda Hubung ( - )
a.       Tanda hubung dipakai untuk menyambungkan suku-suku dasar yang terpisah oleh pergantian baris
Misalnya :


Di samping cara-cara lam itu ada ju-
ga cara yang baru.
 
 


b.      Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya :
Anak-anak
Berulang-ulang
6.      Tanda Pisah (—)
a.       Tanda pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya :
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
b.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’.
Misalnya :
1910—1245  
Tanggal 12—23 Agustus 2011
Catatan :
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
7.      Tanda Ellipsis (...)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya ;
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
8.      Tanda Tanya
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
Kapan ia berangkat?
Bagaimanakah penggunaan mesin itu?
9.      Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Merdeka!
10.  Tanda Kurung ( (..) )
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya :
Bagian Perencanaan sudah selasai menyusun DIK (Daftar Isian Nilai) kantor itu.
11.  Tanda Siku ( [...] )
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya[lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan disini.
12.  Tanda Petik (“...”)
a.       Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”.
“Saya belum siap”, kata Mira.
b.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya :
Karangan Andi hakim Nasution yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” di terbitkan dalam Tempo.
c.       Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
13.  Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ )
a.       Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya :
Tanya Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
14.  Tanda Garis Miring
a.       Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya :
No.7/PK/2011
Jalan Keramat II/10
Tahun anggran 2011/2012
b.      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya :
Harganya Rp 150,00/lembar
Mahasiswa/i
15.  Tanda penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian tahun.
Misalnya :
Ali ‘kan kusurati         (‘kan = akan)
11 Januari ’99              (’99   = 1999)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar