Cari

Minggu, 26 Mei 2013

Perbedaan dan persamaan tentang kalimat efektif dari pendapat dilihat dari beberapa sumber


Perbedaan-perbedaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Keraf, Goris. 1993. Komposisi. Cet. Ke-9. Ende-Flores: Nusa Inda. Bahwa sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat mewakili secara segar, dan sanggup dan sanggup menarik perhatian para pembaca dan pendengar terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan pembicara atau penulis. Di samping itu, kalimat yang efektif tetap berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca atau pendengar. Jadi, kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1.    Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis
2.    Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Dalam uraian diatas kita dapat  mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1.      Kesatuan gagasan
Kesatuan gagasan diwakili oleh subjek, predikat, dan objek. Kesatuan itu dapat berbentuk kesatuan tunggal , kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan menagandung pertentangan.
2.    Konherensi yang kompak
Yang dimaksud dengan konherensi atau kepaduan dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas diantara unsur-unsur (kata atau kelompok kata)yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi.
Menurut Gorys, kepaduan  sebuah kalimat akan rusak karena
a.    Tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
b.    Salah menggunakan kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.
c.    Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang-tindih, maupun hakikatnya tidakmengandung kontrdiksi. Salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb.)
3.    Penekanan
Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagaan utama) haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Dengan cara
a.    Mengubah posisi dalam kalimat
Untuk mencapai efej yang diinginkan, sebuah kalimat dapt diubah strukturnya dengan menempatkan sebuah kata yang dipentingkan pada awal kalimat.
b.    Menggunakan repetisi
Repetisi dadalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting dalam sebuah kalimat.
c.    Pertentangan
d.    Pertikel penekanan
Dalam bahasa Indonesian terdapat beberapa partikel yang berfungsi untuk menonjolkan sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat. Pertikel itu ialah –lah, pun, dan –kah.
4.    Variasi
Variasi merupakan suatu upaya untuk bertolak belakang dengan repetisi.  Variasi tidak lain adalah usaha untuk menganeka-ragamkan bentuk bahasa tetap terpelihara minatnya dan perhatian orang
5.    Penalaran
Penalaran atau logika (jalan pikiran) adalah suatu proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan evidensi menuju suatau simpulan yang masuk akal. Artinya, kalimat-kalimat yang diucapkan harus dapat dipertanggung –jwabkan dari segi akal sehat.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Bahasa Yang patut Anda Ketahui (1). 1991. Jakarta
Kalimat efektif adalah kalimat yang gagasannya jelas, ringkas, sesuai dengan kaidah, dan enak dibaca.
secara terinci, kalimat efektif hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut.
1.    Subjek  tidak didahului kata depan
2.    Kata penghubung intrakalimat tidak terdapat pada awal kalimat tunggal.
3.    Preidikat tidak didahului kata yang.
4.    Unsur perincian harus sejajar
5.    Kata penghubung anak kalimat harus jelas (eksplisit)
6.    Pemakaian kata harus hemat
7.    Uraian kata harus tepat
8.    Tidak menggunakan kata penghubung yang bertentangan
9.    Menghindari kata penghubung pengaruh asing.
10.  Pilihan kata harus cermat
11.  Kalimat harus logis
Sedangkan menurut  Natawidjaja, P. Suparman. 1986. Petunjuk Menyusun Kalimat Efektif dan Tulisan Ilmiah . Jakarta: Intermasa.
            Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun menurut pola tata  bahasa Indonesia yang setiap unsur kalimatnya berfungsi. Makna kalimat efektif mudah dipahami dan cendikia (logis). Arti dan makna selalu berdampingan. Arti dikaitkan dengan makna yang tersurat, sedangkan makna dikaitkan dengan yang tersirat.



Perbedaannya dari ketiga pendapat yang berbeda
1.    Arti kalimat efektif
a.    Mengandung unsurt kalimat yang tak berfungsi
b.    Terpengaruh oleh kalimat bahasa asing
2.    Makna kalimat efektif
Makna kalimat efektif mudah dipahami dan cendikia (logis). Arti dan makna selalu berdampingan. Arti dikaitkan dengan arti yang tersurat, sedangkan makna dikaitkan dengan  yangtersirat.
3.    Menyusun kalimat efektif
Dalam bahasa Indonesia ada bebarapa bentuk susunan (struktur) dasar kalimay dengan pola yang berbeda. Yang dimaksud dengan pola ialah unsur kalimat itu dibentuk oleh kata apa saja.
Struktru dasar kalimat efektif menurut Natawidjaja
1.    S-P dengan pola
KB-KB
KB-KS
KB-KBIL
KB-KT
2.    S-P-O dengan pola
KB-KK-KB
KB-KK-KS
KB-KK-KBIL
KB-KK-KK
3.    S-P-O-K dengan pola
KB-KK-KB-KB
KB-KK-KB-KBIL
KB-KK-KB-KS
Struktur dasar ini, dapt di variasikan mnurut urutan tempatnya sepanjang tidak mengubah maksud kalimat, misalnya P-S, P-S-O, dan K-S-P.
4.    Menyusun kalimat efektif dengan dasar pola
Persamaan dari ketiga pendapat yang berbeda
Dari ketiga sumber pendapat diatas dapat disimpulkan persamaan dari apa yang dimaksud dengan kalimat Efektif.
-          Kalimat efektif adalah adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula dan pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
-          Dikatakan Kalimat Efektif  apabila unsur kalimatnya lengkap, (2) kalimat tidak terpengaruh bahasa asing, (3) tidak ada pemaknaan ganda/makna ganda, (4) kalimat logis (masuk akal), (5) kalimat tidak mengandung gejala pleonasme, dan (6) tidak ada kerancuan dalam kalimat.

1 komentar: